Minggu, 22 November 2015

sedih

sesungguhnya menekan rasa ini sangatlah menyakitkan dan menyiksa sekali padaku, namun tak ada yang bisa aku lakukan lagi dengan sikapmu, semua aku kembalikan kepadamu jika memang kita akan bersatu maka allah akan menemuakan kita lagi.
saat ini sungguh aku tak ingin mengetahui dan melihat dirimu lagi entah sampai kapan semua rasa ini akan bertahan jawaban ini berada pada hati ini, aku hanya menekan hati ini namun dirimu ada di hati ini.
aku harus pergi tapi tak bisa berat hatiku tinggalkan semua fikiranku terasa kosong tak terarah.
aku berjalan terkurung sepi, jalani hidup terasa mati, saling mencinta namun susah untuk menyatu.
diam ini terlalu sakit untukku.
yallah bantu aku lewati masa ini, aku akan selalu mendoakannya.

Sabtu, 21 November 2015

antara hitam dan putih

Harapku aku kan bisa menjadi putih di antara para hitam.
Namun tak di sangka hitam yang timbul di sekitar putih.
Hitam putih merasuk dalam kalbu warnanya.
Dimana aku harus berpijak...
Hitam memberiku warna kepastian warna sekelilingku sementara putih memberi cahaya terang.
Hitam putih kulalui.....
Seakan kulihat kalbu di matamu.
Akankah kau menjadi hitam dan putih????

""""""

Hanya rasa yg bisa selami lubuk hati yg terdalam,. mengetahui apa yg tersimpan selama ini,. senyum tawa hanya warna penutup bagi kelamnya hatiku,.
"Kini telah terbuka tanpa batas terhalang,..."
Aku butuh kata ini dari orang yg aku inginkan, namun yg aku dapat hanya sebuah harapan,,,.
Aku lelah menanti disini, karna bertahanlah bukan berarti kuat.
Berhentilah tersenyum untukku,,,. Sebab aku tak ingin dapati rindu yg terus menyiksaku.

Diantara jenuhku

Kusisipkan satu rasa yg aku tak tau cara menyebutkan nya apa.
Seperti ingin berteriak tapi tak bersuara...
Seperti ingin berguncang tapi tak bergerak...
Seperti ingin meledak tapi tak bergeser...
Semua menjadi satu kesatuan.
Yg ku sadari tak tau bagaimana cara menguraikan nya.
Apa aku harus bersembunyi saja??
Pd malam yg gelap....
Pada ruang yg kosong tanpa cahaya menyinari,
Lalu,,,, mematikan segala rasa ini sampai disini.
letih...
Berlarian dalam khayal....
Mencari-cari sesuatu ternyata semu...
Aku telah lelah menceritakan drama fiksi ini....
Karna aku bagaikan lelucon kehidupan yg tak pernah jelas arahnya...
Apa aku bersembunyi saja??
Di sudut terpojok yg tak seorangpun menemaniku...
Lalu... berbicara sendiri dan dinding sebagai pendengar setiaku..
Kepikir ini tak berguna...
Seperti terpasung pada harapan mati ....
Dan diantara jenuhku ini, bisakah kutinggalkan kata lelahku ini??

Air & Perasaan

Meski kita semua rata-rata hidup di daratan, sepertinya jarang, bahkan ada yang bertahun2 tidak melihat laut, maka terlepas dari ketidaktahuan kita, ingat selalu bahwa hakikat permukaan bumi itu adalah air. 70% permukaan bumi adalah air. Itulah bagian terbesarnya.
Meski kita semua rata-rata lupa, atau mungkin tidak menyadarinya, tidak tahu, maka ingat selalu bahwa tubuh kita itu hakikatnya adalah air juga. Bayi, 75% bagian tubuhnya adalah air. Orang dewasa, rata 57% bagian tubuhnya adalah air. Itulah bagian terbesarnya. Kita saja yang sering merasa kita ini 'benda padat', kokoh, gagah, bisa tinju, bisa karate, tapi itu kulit luarnya saja, bagian dalamnya mayoritas adalah air.
Nah, dua hal ini membuat saya berpikir. Jangan-jangan, perasaan yang dimiliki manusia itu, kalau ada wujud fisiknya, maka hakikatnya juga bersifat air. Otak, kemampuan manusia berpikir untuk menghadapi masalah, menanggung beban hidup, mengatasi masalah itu juga hakikatnya adalah bersifat air. Maka itu akan menarik.
Air adalah salah-satu bentuk kehidupan yang sangat filosofis. Ada banyak sekali perumpamaan yang menggunakan sifat air. Misalnya, air selalu mengalir ke tempat lebih rendah, maka dia akan patuh dengan sifat tersebut. Lihatlah aliran air di sungai, berkelok-kelok, mengikuti aliran yang terbentuk. Jika bertemu bebatuan, air menyibak, jika bertemu bendungan, dia bersabar, terus bersabar mengumpulkan diri, baru melampaui bendungan tersebut. Jika menemui celah sempit, dia nyelip sedikit demi sedikit, jika lebar, dia lewat beramai-ramai. Air selalu patuh dengan filosofi hidupnya. Jika dingin dia membeku, jika panas dia menguap, besok lusa turun lagi jadi air. Sungguh air adalah wujud penerimaan sifat yang menarik.
Dan air, adalah bentuk yang selalu bisa memurnikan diri sendiri. Kalian tahu, ada 7 milyar orang di dunia ini, ada milyaran sapi, kambing, domba, onta, dsbgnya. Jika satu mahkluk tersebut buang air kecil satu liter setiap hari, maka ada puluhan milyar air kencing di muka bumi ini setiap hari. Kemana air kencing itu? Masuk toilet, parit, sungai, laut, atau masuk ke dalam bumi, atau menguap ke langit, menjadi hujan, bergabung dengan siklus air lainnya. Kembali murni. Hei, siapa di sini yang yakin, berani bilang dia tidak pernah meminum bekas kencing orang lain/hewan? Meskipun tentu saja airnya memang sudah murni.
Maka, jikalau perasaan berbentuk fisik, maka perasaan yang dimiliki oleh manusia itu boleh jadi hakikatnya bersifat air, dan boleh jadi memang begitulah kehidupan ini, seperti sifat air. Sabar seperti air, tangguh seperti air, selalu membersihkan diri seperti air.

JUJURLAH

Katakan yang benar walau pahit.
Lakukan yang benar walau berat.
Jauhi maksiat walau terlihat indah.
Jauhi dosa walau terkesan baik.
Dosa itu yang membuatmu gelisah.
Iman itu yang membuat dirimu yakin. Tanyalah pada hati nuranimu.
Semoga kita selalu istiqomah di jalan kebenaran.
Aamiin

Keinginan menjadi kalbu dalam diri



Apa bila kuikuti keinginan hati ini ingin sekali aku hidup bersamamu hingga aku tua dan tak ingin berpisah selamanya dan dirimulah yang akan menjadi imamku kelak.
Namun sejenak aku fikirkan semua ini dengan semua yang telah terjadi dan melihat bagai mana dirimu hati ini berkata lain, mungkin salah cara aku  memandang sifat jelekmu namun setelah sekian lama hubungan ini terjalani tak ada yang perubahan dalam dirimu dan masih seperti itu dengan semua perinsip dan tak kunjung berubah, aku hanyalah manusia biasa dan bukanlah malaikat seiring waktu berjalan aki terus berfikir namun jatuhlah pada satu titik jenuh yaitu menyerah dengan semua rasa sayang ini.
Aku lelah bertahan sendiri.
Aku lelah dengan rasa ini.
Rasa ini menyiksaku.
Mungkin inilah jalannya saat ini, dan saat ini untuk melihatmupun aku berfikir lebih jauh dan tidak ingin mengetahui tentangmu namun aku akan selalu ada dalam doaku, semoga bahagia menyertaimu dan apa yang dirimu inginkan tercapai. Meski berpisah yang terlintas saat ini di fikiranku setelah apa yang terjadi namun aku bahagia dengan semua pengakuanmu padaku, karna disitulah aku mengetahui bagaimana rasamu padaku, aku terima semua ini dengan hati yang sakit namun aku harap kelak kita sama-sama bahagia dengan semua keputusan ini.
Maaf jika selama ini aku menyakiti perasaanmu dan selalu menyakitimu namun jauh di dasar hati ini tiada niat seperti itu mungkin rasa ini terlalu berlebihan sehingga yang timbul adalah sebuah keegoisan yang menyakiti dirimu, andai dirimu tau apa yang aku rasakan dan bisa dirimu rasakan pasti kamu akan mengerti sifat aku ini.
Sakit, benci, cinta semua bercampur menjadi satu namun dalam rasa ini aku belajar akan satu kehilangan orang yang sangat berarti untuk kita dan memiliki, semoga fase kehilangan ini adalah yang terakhir dalam memiliki.